Post banten | Cilegon Dengan menggelar aksi damai untuk menyuarakan aspirasi terkait dugaan defisit anggaran Pemkot Kota Cilegon tahun 2024 yang mencapai ratusan miliar rupiah. Kondisi ini diduga memberikan dampak signifikan terhadap berbagai pihak, termasuk honorer, madrasah, guru ngaji, linmas, kader, hingga guru paud.
Ratusan guru madrasah, honorer, petugas linmas dan organisasi masyarakat melakukan demonstrasi di depan kantor Walikota Cilegon, menuntut pembayaran honor yang telah tertunggak selama tiga bulan. Mereka mengenakan pakaian hitam sebagai simbol duka dan membawa spanduk kritik terhadap Pemkot Cilegon
Koordinator Lapangan, Faturohman, mendesak Walikota Cilegon, Helldy Agustian, untuk bertanggung jawab atas keterlambatan pembayaran. "Cilegon yang disebut kota terkaya ke-4, tidak bisa mencairkan uang tersebut, uangnya kemana?" tanyanya
Ketua Persatuan Honorer Banten, Martin Al Kosim, menyatakan bahwa fenomena ini baru terjadi kali ini dalam sejarah Kota Cilegon. Ia mendesak Pemkot untuk segera membayarkan honor para guru
Aksi demonstrasi ini berlangsung kondusif dengan pengawalan ketat dari kepolisian. Namun, massa mengancam akan menduduki dan menyegel kantor Walikota jika honor tidak dibayarkan hari ini
“terkait dengan guru honorer yang tadi memang secara aturan ada surat edaran bahwa yang tidak dibayarkan memang secara otomatis hangus ya, tapi kemungkinan kami akan melakukan konsultasi kepada pihak terkait, karena menyangkut para guru para kader bisa dibayarkan.
kalau misalnya secara aturan bisa dibayarkan akan dibayarkan, dan teruntuk tahun 2025 semua akan kami bayarkan, dan Jika tidak ada perubahan semua dari bulan Januari sampai Desember akan dibayarkan, dan ada perubahan yang semula honor yang dibayar setiap pertiga bulan akan dirubah menjadi persatu bulan untuk memenuhi kebutuhan para kader dan para guru honorer,” tuturnya